Ketika Persahabatan tak berarti
Fasya adalah
siswi di salah satu sekolah SMA .Aku akan menceritakan kisah persahabatannya di masa SMA ini. Fasya
mempunyai dua sahabat yang sangat Fasya sayangi dengan tulus,walau Fasya dekat
dengan mereka setelah mereka bersama - sama
masuk di kelas XI (2 SMA). Mereka terlihat baik kepada Fasya hingga Fasya yakin bahwa mereka adalah sahabat yang Fasya
cari selama ini. Fasya menyayangi mereka tulus,tanpa ada sedikitpun rasa curiga
yang menyelimutinya. Fasya hanya percaya kepada mereka. Setiap Fasya
punya masalah ,tak sungkan Fasya menceritakannya kepada mereka. Mereka pun
selalu memberi saran terbaik yang mereka bisa untuk Fasya. Setiap mereka menemukan permasalahan terutama
di bidang pelajaran ,mereka selalu memecahkan bersama. Belajar bersama hanya
dengan maksud agar Fasya dan mereka dapat memahami materi tersebut.
Saat pengumuman hasil akhir semester 3 nilai Fasya turun,Fasya tidak mendapatkan peringkat di kelasnya begitupun
salah satu sahabatnya,Rena. Fasya dan Rena sedih sekali,tapi sahabat mereka yang lain
,namanya adalah Kinan mendapatkan nilai tertinggi dan dia mendapat peringkat
satu di kelas mereka, sempat ada rasa iri dalam hati Fasya. Tapi Fasya mencoba meredam perasaan itu karena Fasya ingin membahagiakan
salah satu sahabatnya ini. Semester 4 adalah semester yang sangat
mengacaukan bagi Fasya. Entahlah banyak permasalahan
yang datang tak hanya dari bidang pelajaran ,bidang kehidupanpun ikut andil
dalam kepenatannya. Mulai dari permasalahan organisasi yang
bagi Fasya itu adalah permasalahan yang timbul dengan cara yang tidak penting.
Permasalahan hati yang cukup menguras fikiran Fasya,dan tekanan yang diberikan
oleh kedua orangtuFasya yang menganggap kedua sahabatnya itu hanya memanfaatkan Fasya. Arght,semuanya membuat gadis ini menjadi lebih pusing lagi.
Semua materi
pada semester itu seperti lewat begitu saja,tak ada yang bisa masuk dan meresap
lekat di fikirannya. Banyaknya tugas yang datang silih berganti
seperti tak perah berhenti,permasalahan sepele antara Fasya dan temannya,Farel pun ikut dalam daftar hal yang Fasya fikirkan
kala itu. Dalam kondisi seberat itu hanya Kinan dan Rena yang mengetahui keresahannya tentang semua itu,mereka seperti malaikat yang dikirimkan Tuhan
untuknya. Mereka menghibur Fasya dengan cara mereka sendiri. Pertengahan semester 4 Fasya masih
merasakan ketulusan hadir dalam hubungan persahabatannya dengan mereka. Mereka masih terlihat tulus sekali. Hingga datang
suatu hari ketika Fasya tak bersama mereka ,Fasya mendapat nasehat dari
seseorang yang kala itu cukup dekat dengannya. Dia adalah teman Fasya,Dea. Dia menasehati Fasya agar tak terlalu dekat dengan mereka
(Kinan dan
Rena) “Kenapa? Mereka tulus kok? Nggak mungkin
mereka memanfaatkanku.” itu adalah
pertanyaan yang selalu hinggap di fikiran dan hati Fasya . Sungguh Fasya belum bisa mempercayai itu semua walau ibunyapun berkata hal yang sama. Akhirnya daftar
hal yang memusingkan gadis inipun
bertambah dengan adanya masalah ini. Arght,kapan selesainya permasalahan ini
jika terus terusan datang tanpa pernah
pergi. Itu kalimat yang terkadang muncul begitu saja. Tapi Fasya masih meyakini
bahwa Tuhan tak pernah tidur sedetik pun,Fasya hanya percaya Tuhan yang akan
membantunya menyelesaikan permasalahan permasalahannya ini.
Akhir
semester 4 semua yang Fasya fikiran mulai terlihat jelas dan mulai
terselesaikan. Dimulai dari tugas tugas yang bisa Fasya selesaikan dengan baik
dan mendapatkan nilai cukup memuaskan,Farel yang sudah terlihat jelas
apa masalah utamanya,dan tentang sahabat sahabatnya. Fasya mulai bernapas lega,bebannya serasa berkurang begitu saja,walau jujur Fasya masih tidak
percaya tentang hal yang mengatakan bahwa sahabat sahabatnya itu hanya memanfaatkan dirinya,dan mereka bukan sahabat yang terbaik untuk Fasya. Entahlah Fasyakah yang bodoh atau mereka yang sangat pintar
menyembunyikannya? .
Pengumuman
hasil akhir pembelajaran semester4 semua hal yang tadinya cukup membebani
fikiran Fasya kini terselesaikan. Fasya akhirnya sadar bahwa apa kata orang
orang tentang mereka (sahabat sahabatnya ) itu benar. Fasya hanya dimanfaatkan.
Mereka mendapatkan rangking di kelas,sedangkan Fasya? Fasya masih tidak
mendapatkan posisinya lagi di peringkat 10 besar. Sedih,iya.
Kecewa,pasti. Tapi di hari itu Fasya seperti tenang karena Fasya bisa
tersadarkan dari tidurnya selama ini. Mereka itu bukan sahabat yang sebenarnya. Ketika Fasya terpuruk kala
itu,mereka kompak meninggalkannya.
Padahal dulu ketika mereka belajar bersama Fasya tak pernah
meninggalkan mereka ketika masih tak memahami tentang materi. Arght,jahat
sekali m ereka,licik sekali cara mereka menjatuhkan Fasya.
Fasya telah membuat ibunya kecewa,dan untuk pertama kalinya Fasya melihat ibunya sangat kecewa padanya. Fasya terancam tidak kuliah
jika nilainya di semester 5 tidak bisa meningkat. Ketakutan datang menyelimuti hati dan fikirannya. Akankah Fasya mampu mengatasi ini semua yang Fasya tau mereka
bukan memakai cara yang baik untuk menyaingi Fasya. Entahlah Fasya hanya mampu berusaha sekuat
yang Fasya bisa,dan meyakini bahwa Tuhan selalu ada disisinya. Hanya itu kekuatannya sekarang ,Fasya hanya berharap semester ini Fasya
bisa mendapatkan peringkat lagi. Walau harus Fasya lakukan hal yang seharusnya Fasya
lakukan dari dulu yaitu menganggap mereka adalah musuh terberat bukan
sahabat yang terbaik. Fasya hanya berharap Fasya
dapat melihat yang tulus atau yang palsu di mata orang orang sekitarnya. Persaingan tak sehat di masa ini sangat menyulitkannya.
Terkadang
persaingan membuat kita jauh dari kata persahabatan,tapi persaingan pula yang
bisa membuat kita kenal apa itu persahabatan?