Jumat, 07 November 2014
Perjuangan teman atau yang lain??
Ketika aku menyadari
jika perasaan ini hanya sia sia untukku saja. Kali ini aku seperti merasa kosong tak ada yang aku
pikirkan ,kamu?
Serasa menghilang begitu saja. Mungkinkah ini
petunjuk dari Tuhan? Karena semua ini sungguh menyiksa diriku sendiri. Terimakasih sebelumnya, karena kamu
mengajariku banyak hal tentang kesetiaan dan mendengar hatiku sendiri.
Untuk kesekian kalinya aku
mengetahui bahwa ini semua adalah hal
bodoh yang seharusnya tak aku lakukan.
Untuk terlihat olehmu saja aku harus sangat bekerja
keras, sedang kamu sendiri? tak pernah
memperjuangkanku. Kamu berjuang untuk orang lain yang akupun tau
niatmu padanya masih besar. Sejauh ini aku menahan sebak yang ada ,menahan begitu
sakit mencintai tapi tak pernah dicintai.
Memperhatikan tanpa
pernah diperhatikan. Entahlah aku sangat lelah menjadi seperti itu. Apakah
kamu sadar aku berjuang
sekeras itu? apa kamu peka untuk melihat diriku seperti itu? apa kamu bisa
menjadi diri yang aku inginkan.? apa
kamu bisa? aku rasa
kamu tak akan bisa.
Melihat dirimu yang sekarang,tak pernah kamu
meluangkan waktu hanya untuk mendengar
cerita kecilku dari serpihan hati yang aku rasa setiap hari. Akankah
kamu
hanya memanfaatkanku? saat
butuh saja kamu
mendekatiku,saat butuh saja kamu selalu ada untuku. sekarang?? kenapa kamu pergi
begitu saja?? apakah segitu
buruknya aku sampai kamu menganggap aku seperti istilah di peribahasa "habis manis sepah dibuang" apakah
aku telah hilang manisnya dimatamu? apakah
aku tak pernah berharga dihatimu? apakah aku tak pernah kau pikirkan
kala sepi menjelma dalam diri mu?? apakah aku terlalu buruk seperti itu ?? taukah kamu yang aku fikirkan saat itu, ketika aku tak
pernah dipandang baik dimatamu?? Taukah kamu bagaimana rasanya menjadi diriku,yang hanya dipermainkan olehmu?? Taukah kamu
bagaimana menjadi diriku yang selalu membelamu dibelakang dirimu? Taukah kamu
bagaimana aku memperjuangkan perasaanku sendiri ini di depanmu?? Taukah
bagaimana rasa sakitnya,ketika melihat perlakuanmu yang sekarang? Segitu tak
berharganya diriku dalam hidupmu?? Seberapa jauh kamu menganggapku?
Perjuangkanku untuk menjaga senyummu,apakah kamu lupakan begitu saja?
Aku
tak memintamu untuk membalas itu semua,yang aku minta hargai sedikit
perjuanganku. Aku manusia biasa
,bahkan aku manusia lemah. Yang aku
mintapun sama dengan yang lainnya yaitu kekuatan hati dalam menangani masalah
seperti ini. Hanya karena aku seperti ini kamu bisa menghilangkanku begitu saja? Setidaknya
kamu tau kan,aku tak pernah menolak untuk mendengar ceritamu? Sadarlah,jauh disana ada orang yang
selalu melindungimu tanpa kamu memintanya. Pernah kamu memikirkan orang itu?
Pernah kamu meminta kepada tuhan untuk menunjukkan orang itu? Pernah kamu
bertanya kepada orang lain siapa orang itu? Jawabanmu dapat tertebak
dengan mudah “TIDAK” . egoiskah dirimu? Coba kamu nilai sendiri. Iyakah? Aku
bukan menghakimimu. Aku hanya menuliskan apa yang ada dalam fikiranku
sekarang,apa yang aku rasakan dalam hatiku sekarang.
Cerpen berjudul "Manusia Yang Buta Hati"
Manusia yang buta hati..............
Sandy,laki laki yang telah
menjadi temanku sejak 2 tahun yang lalu. Wajahnya belum berubah sedikitpun. Tapi,ceritaku dan ceritanya telah
berubah. Sejak saat itu. Ketika aku mulai menaruh hati kepadanya. Tapi sayang
aku bukan diri yang Sandy cari. Aku sangat terkejut ketika mendengar
hubungannya dengan gadis itu,namanya Fina. Padahal,jika dipikir secara logika.
Bukan untuk menguji ketajaman ingatan atau ingin memiliki pamrih dari Sandy
sedikitpun. Aku ingat betul ketika dia bercerita tentang banyak hal. Aku
berusaha membantunya dalam segala hal yang menjadi urusannya. Tapi,ternyata apa yang aku
lakukan tak satupun dia ingat.
Sempat berfikir,bahwa aku seperti
boneka saja olehnya. Yang bisa seenaknya saja dia membuat aku menjadi bahagia dan
seenaknya saja dia meletakkanku seakan aku tak berguna sedikitpun. Terakhir ini
aku merasa tersayat . hatiku amat sakit,ketika aku tau bahwa dia telah
mengetahui perasaan yang aku tanam kepadanya yang aku tau bahwa perasaan itu
tak seindah dulu. Tapi,sama sekali dia tak menghiraukan hal itu. Entah karena
dia telah memiliki Fina atau dia memang tak punya hati sedikitpun. Mata hatinya
telah buta,seakan benar benar menganggapku sirna. Menganggap aku tak pernah ada
dalam hidupnya.
Aku masih ingat kejadian beberapa
hari lalu,ketika dia kesakitan menahan sakit yang ia derita. Saat itulah
perasaan itu mulai bermain aktif,rasa khawatir yang tak terkira yang aku rasakan
seakan menyiksa hati dan fikiranku. Aku berani bertaruh fisikku demi
kesembuhannya. Sekilas itulah kebodohanku,tapi saat itu aku tak bisa berfikir
apa apa kecuali melihat dia bisa tersenyum sehat lagi. Saat itu kondisiku
sangat lemah,sangat rapuh karena pada saat itu aku sangat lelah. Dengan kondisi
seperti itu mungkin kebanyakan dari kalian akan menghardikku karena aku lebih
memilih membelikannya obat dengan separuh tenagaku dibanding memilih istirahat
untuk kesehatanku. Aku menutupi sakitku demi kesembuhannya. Aku memilih tidur
di lantai supaya dia nyaman tidur di tempat tidur. Walau pada saat itu aku
harus menguatkan diri untuk selalu menjaga kondisi hangatku.
Esok harinya aku lihat dia tersenyum,dia sembuh. Aku sangat
bahagia sekali. Tapi hari itulah aku sangat sedih karena dalam keadaan jauh
dengan Fina dia sangat merindukan Fina dan memilih mendengarkan suara Fina
walau Fina tak mendengarkan suaranya.Disana ada aku yang sedang menemaninya sambil bermain dengan gadgetku. Bagi Sandy, Fina adalah istimewa. Bisa
kalian bayangkan bagaimana perasaanku dengan kejadian itu???
Aku tak mampu memarahi keadaan
itu,aku hanya bisa menangis saat itu. Tapi aku berusaha agar ia tak mengetahui
bahwa alasanku menagis itu karena dia. Saat malam itu ,perasaanku masih kalut.
Hatiku masih sakit hingga saat ini. Sayatan itu begitu mendalam bagiku.
Tangisanku pecah tak terbendung lagi,tak tau dimana dan saat apa. Aku hanya
butuh menangis dan menangis serta meluapkan semua yang aku rasakan,aku ingin
menyembuhkan sayatan ini dengan tangisanku,. Sebisaku,aku tegar. Tapi betapa
lemahnya aku karena aku masih sangat rapuh untuk selalu tersenyum dan tertawa.
Langganan:
Postingan (Atom)