Senin, 18 Agustus 2014

Ketika Persahabatan Tak berarti


                                      Ketika Persahabatan tak berarti


Fasya adalah siswi di salah satu sekolah SMA .Aku akan menceritakan kisah persahabatannya  di masa SMA ini. Fasya mempunyai dua sahabat yang sangat Fasya sayangi dengan tulus,walau Fasya dekat dengan mereka setelah mereka bersama - sama masuk di kelas XI (2 SMA). Mereka terlihat baik kepada Fasya hingga Fasya yakin bahwa mereka adalah sahabat yang Fasya cari selama ini. Fasya menyayangi mereka tulus,tanpa ada sedikitpun rasa curiga yang menyelimutinya. Fasya hanya percaya kepada mereka. Setiap Fasya punya masalah ,tak sungkan Fasya menceritakannya kepada mereka. Mereka pun selalu memberi saran terbaik yang mereka bisa untuk Fasya. Setiap mereka menemukan permasalahan terutama di bidang pelajaran ,mereka selalu memecahkan bersama. Belajar bersama hanya dengan maksud agar Fasya dan mereka dapat memahami materi tersebut.
 Saat pengumuman hasil akhir semester 3 nilai Fasya turun,Fasya tidak mendapatkan peringkat di kelasnya begitupun salah satu sahabatnya,Rena. Fasya dan Rena sedih sekali,tapi sahabat mereka yang lain ,namanya adalah Kinan mendapatkan nilai tertinggi dan dia mendapat peringkat satu di kelas mereka, sempat ada rasa iri dalam hati Fasya. Tapi Fasya mencoba meredam perasaan itu karena Fasya ingin membahagiakan salah satu sahabatnya ini. Semester 4 adalah semester yang sangat mengacaukan bagi Fasya. Entahlah banyak permasalahan yang datang tak hanya dari bidang pelajaran ,bidang kehidupanpun ikut andil dalam kepenatannya. Mulai dari permasalahan organisasi yang bagi Fasya itu adalah permasalahan yang timbul dengan cara yang tidak penting. Permasalahan hati yang cukup menguras fikiran Fasya,dan tekanan yang diberikan oleh kedua orangtuFasya yang menganggap kedua sahabatnya itu hanya memanfaatkan Fasya. Arght,semuanya membuat gadis ini menjadi lebih pusing lagi.
Semua materi pada semester itu seperti lewat begitu saja,tak ada yang bisa masuk dan meresap lekat di fikirannya. Banyaknya tugas yang datang silih berganti seperti tak perah berhenti,permasalahan sepele antara Fasya dan temannya,Farel  pun ikut dalam daftar hal yang Fasya fikirkan kala itu. Dalam kondisi seberat itu hanya Kinan dan Rena yang mengetahui keresahannya tentang semua itu,mereka seperti malaikat yang dikirimkan Tuhan untuknya. Mereka menghibur Fasya dengan cara mereka sendiri. Pertengahan semester 4 Fasya masih merasakan ketulusan hadir dalam hubungan persahabatannya dengan mereka. Mereka masih terlihat tulus sekali. Hingga datang suatu hari ketika Fasya tak bersama mereka ,Fasya mendapat nasehat dari seseorang yang kala itu cukup dekat dengannya. Dia adalah teman Fasya,Dea. Dia menasehati Fasya agar tak terlalu dekat dengan mereka (Kinan dan Rena) “Kenapa? Mereka tulus kok? Nggak mungkin mereka memanfaatkanku.”  itu adalah pertanyaan yang selalu hinggap di fikiran dan hati Fasya . Sungguh Fasya belum bisa mempercayai itu semua walau ibunyapun berkata hal yang sama. Akhirnya daftar hal yang memusingkan gadis inipun bertambah dengan adanya masalah ini. Arght,kapan selesainya permasalahan ini jika terus  terusan datang tanpa pernah pergi. Itu kalimat yang terkadang muncul begitu saja. Tapi Fasya masih meyakini bahwa Tuhan tak pernah tidur sedetik pun,Fasya hanya percaya Tuhan yang akan membantunya menyelesaikan permasalahan permasalahannya ini.
Akhir semester 4 semua yang Fasya fikiran mulai terlihat jelas dan mulai terselesaikan. Dimulai dari tugas tugas yang bisa Fasya selesaikan dengan baik dan mendapatkan nilai cukup memuaskan,Farel  yang sudah terlihat jelas apa masalah utamanya,dan tentang sahabat sahabatnya. Fasya mulai bernapas lega,bebannya serasa berkurang begitu saja,walau jujur Fasya masih tidak percaya tentang hal yang mengatakan bahwa sahabat sahabatnya itu hanya memanfaatkan dirinya,dan mereka bukan sahabat yang terbaik untuk Fasya. Entahlah Fasyakah yang bodoh atau mereka yang sangat pintar menyembunyikannya? .
Pengumuman hasil akhir pembelajaran semester4 semua hal yang tadinya cukup membebani fikiran Fasya kini terselesaikan. Fasya akhirnya sadar bahwa apa kata orang orang tentang mereka (sahabat sahabatnya ) itu benar. Fasya hanya dimanfaatkan. Mereka mendapatkan rangking di kelas,sedangkan Fasya? Fasya masih tidak mendapatkan posisinya lagi di peringkat 10 besar. Sedih,iya. Kecewa,pasti. Tapi di hari itu Fasya seperti tenang karena Fasya bisa tersadarkan dari tidurnya selama ini. Mereka itu bukan sahabat  yang sebenarnya. Ketika Fasya terpuruk kala itu,mereka kompak meninggalkannya.  Padahal dulu ketika mereka belajar bersama Fasya tak pernah meninggalkan mereka ketika masih tak memahami tentang materi. Arght,jahat sekali m ereka,licik sekali cara mereka menjatuhkan Fasya.
 Fasya telah membuat ibunya kecewa,dan untuk pertama kalinya Fasya melihat ibunya sangat kecewa padanya. Fasya terancam tidak kuliah jika nilainya di semester 5 tidak bisa meningkat. Ketakutan datang menyelimuti hati dan fikirannya. Akankah Fasya mampu mengatasi ini semua yang Fasya tau mereka bukan memakai cara yang baik untuk menyaingi Fasya.  Entahlah Fasya hanya mampu berusaha sekuat yang Fasya bisa,dan meyakini bahwa Tuhan selalu ada disisinya. Hanya itu kekuatannya sekarang ,Fasya hanya berharap semester ini Fasya bisa mendapatkan peringkat lagi. Walau harus Fasya lakukan hal yang seharusnya Fasya lakukan dari dulu yaitu menganggap mereka adalah musuh terberat bukan sahabat yang terbaik. Fasya hanya berharap Fasya dapat melihat yang tulus atau yang palsu di mata orang orang sekitarnya. Persaingan tak sehat di masa ini sangat menyulitkannya.
Terkadang persaingan membuat kita jauh dari kata persahabatan,tapi persaingan pula yang bisa membuat kita kenal apa itu persahabatan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar